Ada Baterai Bertenaga dari Cairan

6/30/2012

Ada Baterai Bertenaga dari Cairan


Pembangkit energi sel surya saat ini masih tergolong alat mahal, walau ramah lingkungan. Bayangkan, bila suatu saat ada cairan pengganti panel surya yang bisa disemprotkan ke televisi, radio, atau gadget apa pun sehingga menjadi sumber energi yang murah dan hemat. Mungkinkah?
 
 wikimedia.org


Pertanyaan ini sedang dijawab oleh para peneliti, dan kemajuan ke arah sana semakin mendekati kenyataan. Tim ilmuwan di Universitas Rice, Houston, Texas, telah menemukan cara untuk mengurai setiap elemen pada baterai tradisional dan mencampurnya menjadi cairan yang menyerupai cat tembok, dan dapat digunakan pada berbagai peralatan elektronik.

"Ini mempermudah penyimpanan dan pemakaian segala jenis peralatan elektronik yang menggunakan baterai tradisional, karena menjadi lebih fleksibel," ujar ketua penelitian Pulickel Ajayan.


Baterai yang dapat diisi ulang ini terbuat dalam bentuk cat semprot yang berfungsi sebagai lapisan, dan berfungsi seperti komponen pada batere tradisional.


Lapisan cat ini disemprotkan pada bahan jenis keramik, gelas, stainless steel, serta pada lekukan  mug keramik, untuk mencoba bagaimana lapisan ini bekerja pada peralatan rumah tangga tersebut.


Saat pengujian, sembilan keping lantai kamar mandi yang disepuh dengan cat lalu saling dihubungkan.Saat dalam keadaan terisi,  dioda menyala selama enam jam stabil dalam 2,4 volt.


Hasilnya menggembirakan. Penemuan ini menjadikan penyaluran energi batere lebih ringkas, namun masih terbatas pada baterai berbentuk kotak atau silinder saja, sebagaimana diberitakan Reuters.


Meskipun, masih banyak kekurangan dari teknologi ini. Saat ini masih sulit aplikasinya,  karena sulitnya mengatur cairan elektrolit, serta dibutuhkan lingkungan yang kering dan kedap udara untuk pembuatan alat baru ini.


Namun, satu langkah maju telah dibuat. Tinggal pengembangan untuk menemukan solusi yang tepat. Neelam Singh, salah satu peneliti dalam proyek ini yakin bahwa teknologi tersebut dapat diintegrasikan dengan sel surya untuk membuat alat elektronik yang hemat energi. Penemuan tersebut dipublikasikan pada jurnal Nature Scientific Reports.