Mati Suri, Teknik Baru Penyelamatan Manusia
VivaNews - Kedengarannya mungkin seperti dalam sebuah adegan di film fiksi,
Star Wars. Tapi ini nyata. Dokter di Amerika Serikat tengah
mempersiapkan sebuah penyelamatan bagi mereka yang kritis untuk tetap
hidup. Caranya; dengan mati suri.
Ini dilakukan bagi pasien kritis akibat luka tusuk atau tembak yang biasanya berakibat fatal.
Ahli bedah di Rumah Sakit Presbyterian UPMC, di Pittsburgh, akan
mendinginkan pasien sehingga sel-sel darah hanya membutuhkan oksigen
lebih sedikit agar tetap hidup. Sementara tubuh dalam keadaan beku, tim
dokter akan bekerja memperbaiki bagian yang 'rusak' karena pisau atau
peluru.
Prosedur ini akan mengingatkan Anda dengan yang terjadi pada Hans
Solo di film Star Wars. Semuanya hampir sama. Darah pasien diganti
dengan larutan garam dingin, yang akan membuat tubuh dengan cepat turun
ke suhu 10 celcius dan seluruh aktivitas selular akan berhenti.
"Kami tidak suka menyebutnya mati suri. Kami lebih suka
menyebutnya dengan pelestarian darurat dan resusitasi," ujar Samuel
Tisherman, ahli bedah di rumah sakit itu.
Peter Rhee dari University of Arizona menambahkan, prosedur ini
hanya dapat dilakukan pada pasien yang masih memiliki kemungkinan untuk
hidup, meski kondisinya kritis. Tapi jika dia dibawa ke rumah sakit
dalam keadaan sudah meninggal dunia selama dua jam, maka tidak akan
dapat diselamatkan.
Cara ini dipilih karena saat tubuh berada dalam temperatur normal,
sel akan membutuhkan pasokan oksigen yang lebih kuat. Artinya, jika
jantung berhenti berdetak maka ia akan meninggal dengan cepat.
Tapi jika suhu tubuhnya berkurang, pasokan oksigen yang dibutuhkan
juga lebih sedikit. Dan ini dapat dimanfaatkan oleh para dokter untuk
menyelamatkan pasien.
Sebelumnya, pendingan tubuh memang sudah sering digunakan dalam
beberapa operasi, yaitu dengan melibatkan sirkulasi darah melalui
sistem pendingin. Tapi, ini bukan pilihan dalam pengobatan darurat
karena membutuhkan waktu lama. Karena itu, dokter harus mencari metode
pendingin tubuh yang jauh lebih cepat.
Pada 2002, peneliti di University of Michigan menguji teknik baru
pada hewan. Kali ini babi yang dipilih. Mereka dibius lalu kehilangan
darah dalam jumlah banyak dan diganti dengan larutan garam dingin.
Setelah babi didinginkan hingga suhu 10 celcius, luka mereka
diperbaiki dan mereka dihangatkan kembali. Para peneliti mencatat pada
sebagian besar babi yang diselamatkan, hatinya akan berfungsi kembali
secara alami dan tidak menderita efek buruk dalam jangka panjang.
Larutan garam pun kembali digantikan dengan darah mereka.
Kini, para petugas medis siap mencoba teknik itu pada manusia.
Hanya saja mereka membutuhkan pasien yang tepat. Ia harus seseorang
yang fungsi hatinya telah berhenti bekerja karena cedera dan sulit
difungsikan lagi dengan teknik tradisional.
Suhu tubuh mereka akan berkurang hanya dalam 15 menit. Selama itu,
mereka tidak akan memiliki darah dalam sistem tubuh, tidak bernapas
atau memiliki aktivitas otak apapun. Secara teknis bisa dikatakan
meninggal dunia. Kemudian, dokter memperbaiki bagian yang rusak dan
menghidupkan mereka kembali secara alami.