Fakta Kelam Steve Jobs
Steve Wozniak sedang ada di Jakarta. Tahu kan siapa dia? Ya, Wozniak adalah Co-founder Apple. Memang, bersama karibnya, Steve Jobs, merekalah pencipta Apple yang begitu sukses di dunia. Selasa ini (17/7) Wozniak jadi pembicara pada seminar 'Innovation & Creativity'.
Saya tak akan bercerita tentang seminar tersebut maupun soal Wozniak. Melainkan Steve Jobs. Selama ini sosoknya selalu penuh pujian. Apa Kabar Dunia pun beberapa kali menulis tentangnya.
Saya tak akan bercerita tentang seminar tersebut maupun soal Wozniak. Melainkan Steve Jobs. Selama ini sosoknya selalu penuh pujian. Apa Kabar Dunia pun beberapa kali menulis tentangnya.
uptodatetech.com
Keberhasilan Jobs membangun Apple memang penuh inspiratif. Bagaimanapun, ia tetap manusia yang tak sempurna. Menjadikannya sebagai role model sah-sah saja, namun mengidolakan seseorang tak berarti menjadikannya sebagai kultus - selalu benar dan harus ditiru.
Jobs pun punya sisi kelam. Bagi yang belum tahu, ada baiknya membaca sisi kontroversial tentangnya. Sebagian sudah pernah disinggung pada artikel fakta-unik-tentang-pendiri-apple.htm . Dan, tulisan berikut ini mencoba melengkapinya.
Jobs pun punya sisi kelam. Bagi yang belum tahu, ada baiknya membaca sisi kontroversial tentangnya. Sebagian sudah pernah disinggung pada artikel fakta-unik-tentang-pendiri-apple.htm . Dan, tulisan berikut ini mencoba melengkapinya.
Ayah aslinya dari Suriah
Ayah biologisnya bernama Abdulfattah Jandali, seorang profesor ilmu politik, dan ibunya Joanne Simpson, seorang patologis. Tak ada data pasti mengapa kemudian Jobs diadopsi oleh Paul dan Clara Jobs yang akhirnya memberi nama Steven Paul Jobs.
Jobs penganut Buddha-Zen
Jobs memilih menjadi penganut Buddha-Zen. Ada sebuah cerita aneh tentang Buddha-Zen, dan saya harapkan teman-teman beragama Buddha mau membantu mengklarifikasinya. Saya tidak bertujuan menyinggung kepercayaan lain. Kalaupun kisah ini benar, kita akan lebih mengerti mengapa Jobs punya pandangan aneh pada uraian di poin-poin selanjutnya.
Dikisahkan, Master Zen dan muridnya berjalan dekat sungai. Mereka melihat seorang pelacur minta pertolongan karena hampir tenggelam. Akhirnya Master Zen dan muridnya menolongnya, lalu menaruh si pelacur di pinggir sungai dan meninggalkannya.
Di perjalanan, sang murid bertanya, "Master, mengapa kita tadi menolong seorang pelacur, padahal itu bertentangan dengan kepercayaan kita?" Dan Master Zen pun menjawab, "Tadi saya sudah membiarkannya, tapi mengapa kamu tetap menolongnya?"
Dikisahkan, Master Zen dan muridnya berjalan dekat sungai. Mereka melihat seorang pelacur minta pertolongan karena hampir tenggelam. Akhirnya Master Zen dan muridnya menolongnya, lalu menaruh si pelacur di pinggir sungai dan meninggalkannya.
Di perjalanan, sang murid bertanya, "Master, mengapa kita tadi menolong seorang pelacur, padahal itu bertentangan dengan kepercayaan kita?" Dan Master Zen pun menjawab, "Tadi saya sudah membiarkannya, tapi mengapa kamu tetap menolongnya?"
Jobs tidak pernah beramal
Setelah mencermati poin sebelumnya tentang Buddha-Zen, kita akan mengerti mengapa Jobs tidak pernah beramal sepanjang hidupnya. Ketika Jobs kembali ke Apple, ia menghentikan program filantrofi (program kemanusiaan) dan berjanji, "Tunggu sampai perusahaan kita meraih keuntungan." Ironis, setelah Apple menggapai profit besar, program tersebut tak pernah dijalankan kembali.
Jobs mencuri dari Wozniak
Saat masih muda, Jobs dan Wozniak pernah membuat program game untuk Atari (Konsol game terkenal di tahun 80-an). Jobs berjanji akan membagi keuntungan 50-50 dengan rekannya tersebut.
Setelah pekerjaan selesai, Atari memberi upah $ 5000 pada Job. Gawatnya, ia bilang pada Wozniak hanya diberi $ 700. Maka Wozniak hanya mendapat bagian $350. Wow, Jobs ternyata seorang penipu dan koruptor!
Setelah pekerjaan selesai, Atari memberi upah $ 5000 pada Job. Gawatnya, ia bilang pada Wozniak hanya diberi $ 700. Maka Wozniak hanya mendapat bagian $350. Wow, Jobs ternyata seorang penipu dan koruptor!
Jobs menolak bertanggungjawab
Saat muda Jobs menjadi seorang playboy dan menghamili salah satu pasangan intimnya - Chrisann Brennan. Sayang, Jobs tidak mau bertanggungjawab dan bersumpah kalau dirinya steril. Walau belakangan mau mengakui kesalahan masa mudanya.
Jobs kejam di Apple
Setelah Jobs kembali ke Apple, ia terkenal kejam di mata karyawannya. Ia membentuk tim loyalitas yang kerjanya memburu orang yang memboncorkan informasi seputar pengembangan teknologi Apple ke media, menyita ponsel karyawan, dan menelusuri semua data di tiap komputer perusahaan.
Jobs juga terkenal kejam pada semua orang di luar Apple. Pada suatu kasus di tahun 2005, seorang blogger Nick Ciarelly menulis tentang Mac Mini yang belum resmi diluncurkan. Melihat hal ini, Jobs menyuruh tim hukumnya menuntut Ciarelly sampai akhirnya blog ThinkSecret ditutup selamanya. Hal serupa juga terjadi pada blog Gizmodo.com yang menulis prototipe iPhone 4. Jobs menyuruh penegak hukum menggerebek rumah editor blog tersebut.
Jobs juga terkenal kejam pada semua orang di luar Apple. Pada suatu kasus di tahun 2005, seorang blogger Nick Ciarelly menulis tentang Mac Mini yang belum resmi diluncurkan. Melihat hal ini, Jobs menyuruh tim hukumnya menuntut Ciarelly sampai akhirnya blog ThinkSecret ditutup selamanya. Hal serupa juga terjadi pada blog Gizmodo.com yang menulis prototipe iPhone 4. Jobs menyuruh penegak hukum menggerebek rumah editor blog tersebut.
Pekerja di bawah umur/uptodatetech.com
Protes buruh Apple di Cina/tni.org
Apple memang menjadi dagangan laris di dunia. Namun, tahukah kamu kalau Apple di era Jobs menggunakan tenaga buruh di bawah umur dan melebihi jam kerja resmi? Ya, pabrik Apple di Cina menggunakan anak-anak di bawah usia 16 tahun.
Tahun 2010 silam, Daily Mail berhasil mengirim informan yang melaporkan apa yang terjadi di pabrik Apple Cina. Disebutkan bahwa pabrik tersebut beroperasi 24 jam sehari, tujuh hari seminggu.
Setiap hari lagu berbahasa Cina diputar melalui pengeras suara dengan kata-kata: "Bangunlah, bangunlah , muncul, jutaan hati dengan satu pikiran." Tak cukup dengan itu saja, ruangan tidur para buruh sangat sempit seperti penjara. Setiap kamar terdiri dari ranjang susun tiga dengan alasan untuk menghemat uang.
Dalam buku The Second Coming of Steve Jobs, penulis Alan Deutschman menggambarkan Jobs selalu menggali kreatifitas dari karyawannya, tetapi di saat bersamaan juga mengintimidasi, mencaci-maki, meremehkan, dan bahkan mempermalukan mereka.
Well, itulah Steve Jobs.
Tahun 2010 silam, Daily Mail berhasil mengirim informan yang melaporkan apa yang terjadi di pabrik Apple Cina. Disebutkan bahwa pabrik tersebut beroperasi 24 jam sehari, tujuh hari seminggu.
Setiap hari lagu berbahasa Cina diputar melalui pengeras suara dengan kata-kata: "Bangunlah, bangunlah , muncul, jutaan hati dengan satu pikiran." Tak cukup dengan itu saja, ruangan tidur para buruh sangat sempit seperti penjara. Setiap kamar terdiri dari ranjang susun tiga dengan alasan untuk menghemat uang.
Dalam buku The Second Coming of Steve Jobs, penulis Alan Deutschman menggambarkan Jobs selalu menggali kreatifitas dari karyawannya, tetapi di saat bersamaan juga mengintimidasi, mencaci-maki, meremehkan, dan bahkan mempermalukan mereka.
Well, itulah Steve Jobs.