Tips Menghadapi Anak yang Gemar Berbelanja
Quote:
Anak balita sering menginginkan semua hal yang dilihatnya di lingkungan sekitar, misalnya karena melihat teman-temannya memilikinya, atau hasil nonton televisi. Berdasarkan Asosiasi Industri Mainan di Amerika, penjualan mainan anak bisa mencapai Rp 177.300 milyar pada tahun 2010. Anak-anak masa kini sudah lebih pandai menempatkan dirinya sebagai konsumen, dan anak-anak berusia 4-12 tahun bisa menghabiskan Rp 8 milyar dalam setahun untuk membeli makanan siap saji, pakaian, dan mainan. Yang menjadi masalah adalah ketika anak merengek jika permintaannya tidak dipenuhi. Hal ini bisa menjadi sebuah dilema. Jika Anda terus-menerus memenuhi semua kebutuhannya,anak akan menjadi manja dan Anda menghamburkan uang. Sedangkan jika tak dipenuhi maka rengekan bahkan tangisannya akan terus terdengar. Jadi, bagaimana cara menghadapi rengekan anak seperti ini..!? Dampingi ketika melihat iklan. Televisi merupakan salah satu penyebab mengapa anak-anak merengek tentang mainan dan meminta Anda membelikannya. Untuk mengatasi hal ini, sebaiknya Anda membatasi waktu anak untuk menonton tayangan di TV. Namun, ini bukanlah satu-satunya cara untuk mengatasinya, karena ada juga iklan yang bisa mendidik anak. Beri pengertian kepada anak, dan diskusikan baik-buruknya produk tersebut, agar anak bisa memilih dengan baik apa yang diinginkannya. Tidak terpengaruh rengekan. Waktu berbelanja bersama anak seringkali jadi saat yang kurang menyenangkan karena Anda harus mengeluarkan uang lebih untuk memenuhi keinginannya. Kini, begitu banyak toko dan restoran yang menjual paket makanan dan mainan yang bisa "menggoda" anak. Hal ini berakibat tak ada lagi tempat "aman" bagi orangtua untuk menghindari rengekan anak. Untuk mengatasinya, buat jadwal kapan Anda berbelanja tanpa anak-anak. Ketika cara ini pun tak bisa dilakukan, maka Anda harus berpegang teguh pada janji Anda untuk tak memenuhi keinginannya di luar daftar belanja. Ya, sekalipun karena itu anak jadi menangis. Agar anak tak terbiasa meminta jajanan atau mainan, kuncinya adalah membangun kebiasaan anak untuk berhemat dengan tidak selalu membeli barang baru ketika ikut berbelanja. "Adalah hal yang terpenting untuk mendidik anak sejak dini untuk tak terbiasa membeli barang baru. Sejak anak-anak kecil, saya tak pernah membelikannya berbagai barang yang tak perlu. Jadi pada titik ini, anak-anak akan terbiasa dengan cara orangtua untuk tidak membelikan berbagai barang yang tak dibutuhkannya," ( ungkap Juliet Schor, penulis buku Born to Buy. ) Ajarkan menentukan prioritas. Setiap keluarga pasti memiliki aturan tersendiri dalam keuangan. Sangat penting bagi anak untuk mengetahui cara Anda mengatur keuangan. Hal ini sebaiknya dikenalkan sejak balita. Ketika berada di sebuah toko dan ia merengek meminta mainan, dari pada memarahinya lebih baik Anda tunjukkan barang lain yang bisa dibelinya sambil menjelaskan mengapa benda tersebut lebih layak dibeli. Misalnya, membeli buku bacaan. Jelaskan juga pentingnya menyimpan uang untuk tujuan jangka panjang. Anak mungkin belum mengerti manfaatnya, namun jika penjelasan ini sering dilakukan dan dilihatnya, perlahan ia akan mulai memahami pentingnya uang. Ajak menabung. Ketika anak sudah lebih besar, sebaiknya ajarkan tentang pentingnya menabung. Misalnya ketika ingin membeli sebuah mainan, ajarkan dia untuk membelinya dari tabungannya sendiri. Saat berada dalam sebuah kesempatan spesial, tak ada salahnya untuk menghadiahinya uang untuk dibelanjakan sesuai keinginannya. Namun, beri beberapa masukan untuk menghabiskan uangnya tersebut.Misalnya, mana yang lebih baik: membeli makanan atau mainan? Mana yang akan lebih tahan lama, dan bisa dinikmatinya. Beri penjelasan. Ketika anak-anak menginginkan sesuatu, dengarkan alasannya dengan seksama. Ketika Anda memutuskan untuk tak memenuhinya, berikan juga penjelasan yang tepat. Jangan pernah menolak permintaan anak tanpa memberikan alasan yang tepat mengapa Anda menolaknya. Hal itu akan membuatnya merasa Anda adalah orangtua yang arogan dan tidak menghargai mereka. |